Solusi banjir jakarta adalah teknologi cuaca - Hujan lebat dengan intensitas dan durasi yang tinggi menimbulkan
genangan air di beberapa ruas jalan di wilayah DKI Jakarta. Menanggapi
fenomena ini, pakar Meteorologi Tropis BPPT, Tri Handoko Seto
mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan pemodelan cuaca.
Seto mengatakan bahwa curah hujan selama 24 terjadi hampir
terus-menerus dengan jumlah tercatat di beberapa lokasi sekitar 100 mm.
Menurutnya, munculnya genangan air karena keterbatasan daya dukung
permukaan baik kondisi alam berupa sungai-sungai maupun kesiapan pompa.
Seto juga mengungkap bahwa sejak awal Januari 2015 pihaknya sudah diminta oleh BNPB untuk menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk melaksanakan teknologi modifikasi cuaca (TMC).
Oleh karenanya kami telah menyiapkan TMC sepanjang yang bisa kami
siapkan. “Namun karena belum ada perintah resmi, maka TMC urung
terlaksana,
Ditegaskannya bahwa modifikasi cuaca jelas diperlukan. Melihat
kemampuan daya dukung permukaan di Jakarta dan sekitarnya yang masih
jauh lebih kecil daripada potensi hujan yang mungkin terjadi, maka TMC
memang masih diperlukan.
Modifikasi cuaca, tambahnya, harus segera terlaksana. “Penting untuk
redistribusi curah hujan agar mengurangi potensi banjir di Jakarta.
Sebaiknya segera dilakukan dalam beberapa hari ke depan ini,” tandasnya.
Seto menjelaskan, terbentuk awan-awan hujan yang cukup massif.
Awan-awan hujan ini terjadi akibat peristiwa meteorologis yang disebut
dengan Cold Surge (Seruak Dingin), yaitu berupa masuknya massa udara
dingin dari Siberia menuju Jawa bagian barat.
Seruak dingin yang masuk ke wilayah Jawa bagian barat bertemu dengan
angin yang bertiup dari timur lalu terjadi konvergensi. Sehingga,
terbentuk awan-awan hujan yang cukup massif.
Dia menambahkan bahwa seruak dingin yang masuk ke wilayah Jawa bagian
barat bertemu dengan angin yang bertiup dari timur lalu terjadi
konvergensi sehingga terbentuk awan-awan hujan yang cukup massif.

No comments:
Post a Comment